Berita Terbaru

Berita Terbaru

slide arek situbondo

Mesin Pencari

Rabu, 02 April 2008

Seni Atraksi Kuda Kicak


SENI ATRAKSI KUDA KICAK




Gelar Selamatan Hingga Baca Mantra KhususMeski mulai langka, atraksi kuda kicak masih bisa dijumpai di Situbondo. Kadang pada acara khitanan, pesta perkawinan, dan sebagainya. Tontonan yang menampilkan kemahiran atraksi kuda ini memang cukup mengasyikkan. Binatang berkaki empat itu ternyata juga bisa memberi hormat, bersimpuh, hingga berjoget.
Butuh keahlian khusus untuk bisa melatih seekor kuda. Bukan hanya sekadar dijinakkan saja, tapi juga membuat kuda seolah mengerti dengan perintah sang pawang. Di Situbondo, kemahiran melatih kuda kicak kini semakin langka. Tak banyak generasi muda yang tertarik menggeluti tradisi ini. Entah karena pengaruh zaman atau memang karena tingkat kesulitannya yang cukup menantang. Tidak heran, pawang kuda kicak yang bertahan pun kini sangat terbatas.

Salah satunya, adalah Sahri, warga Dusun Gedang, Desa Pesanggarahan, Kecamatan Jangkar. Hingga kini, pria 40 tahun itu memiliki dua ekor kuda kicak berkelamin jantan. Yang satu diberi nama Kancil Muda, satunya lagi berjuluk Bintang Timur. Saat ini, usia Kancil Muda sudah berjalan tiga tahunan, sementara Bintang Timur sudah memasuki usia 9 tahun. Dua ekor kuda itu dipelihara Sahri mulai sejak kecil. Bintang Timur dibelinya seharga Rp 9 juta, sedangkan Kancil Muda Rp 4 juta.

Wartawan koran ini menyempatkan bermain ke rumah Sahri di Desa Pesanggarahan, Jangkar. Saat memasuki halaman rumahnya, sayup-sayup sudah terdengar bunyi cambuk. Begitu didekati, ternyata Sahri sedang melatih dua ekor kudanya. Digiringnya kuda itu ke halaman rumah, secara bergantian. Setelah kuda yang satu memeragakan sejumlah atraksinya, giliran kuda satunya lagi melakukan hal serupa. “Kalau tidak ada job, ya begini ini. Kami terus melatihnya agar semakin lincah. Sekalian untuk pemanasan,” kata Sahri mengawali percakapannya dengan koran ini.

Tidak mudah melatih kuda kicak agar mahir melakukan atraksi. Sejak awal melatih dua ekor kudanya dulu, Sahri butuh waktu berbulan-bulan untuk bisa membuat kedua kudanya atraktif. Mulai gerakan memberi hormat dengan mengangkat kedua kaki depannya, lalu ditempelkan menjadi satu. Ada juga atraksi berjoget dengan kepala manggut-manggut. Hingga gerakan berputar dengan kaki belakang bersimpuh dan seabrek gerakan atraktif lainnya.

Untuk bisa membuat dua ekor kudanya itu jinak dan penurut, dibutuhkan tingkat kesabaran yang tinggi. Disamping, menunjukkan rasa sayang yang cukup. Bukan hanya dengan rutin memberinya makan dan minum saja. Hampir tiap malam, Sahri juga harus meluangkan waktunya untuk datang ke kandang kudanya. Selama di kandang itu, Sahri biasanya selalu mengelus-elus tubuh dua ekor kudanya, sebagai wujud rasa sayangnya. “Kuda itu mengerti kok. Kalau disayang, dia juga akan menyayangi pemiliknya,” ujarnya.

Sementara kemahiran atraksi, dua ekor kuda itu rutin dilatih setiap hari. Dengan berbekal tetabuhan, awalnya Sahri membantu kudanya untuk menggerakkan tubuhnya seperti yang dia kehendaki. Kapan harus mengangkat kaki, kapan harus bersimpuh dan kapan harus berjoget. Semua gerakan itu selalu ditandai dengan caranya menggerak-gerakkan cambuk. “Kalau cambuk saya gerakkan begini, maka dia harus begini, dan seterusnya,” paparnya.

Namun, bukan hanya dengan latihan saja untuk membuat seekor kuda bisa melakukan atraksi. Menurut Sahri, ada ritual khusus yang harus dilakukan seorang pawang kuda kicak. Ditegaskan, sebelum memulai latihan dirinya harus menggelar selamatan. Selamatan dimaksud di antaranya untuk mendoakan kudanya akan nurut dan patuh. Disamping, untuk memasukkan mantra khusus ke dalam cambuk. Karena itu, papar Sahri, satu cambuk biasanya hanya khusus untuk mengomando seekor kuda. “Cambuknya tidak boleh ganti-ganti. Satu kuda harus satu cambuk,” tandas Sahri.


Hampir tujuh tahun lamanya Sahri menghabiskan waktunya sebagai pawang kuda kicak. Profesi itu disebutnya sebagai profesi turunan dari bapaknya dulu. Tidak heran, jika kemahiran Sahri itu kini juga mulai turun kepada putranya, Koko Irawan. Remaja 20 tahun itu juga sudah beranjak pintar melatih kuda kicak. Ditanya tentang job, Sahri mengakui jika belakangan ini job kuda kicak mulai menurun. Biasanya, kuda kicak itu diundang untuk menghibur acara khitanan, pesta perkawinan, dan undangan lainnya.
Untuk satu kali beratraksi, bandrol hiburan kuda kicak ini dipatok Rp 500 ribu per ekor. Biaya sebesar itu, sebenarnya terbilang pas-pasan dengan biaya latih dan memelihara kuda kicak. Belum lagi, belanja pernak-pernik untuk hiasan si kuda kicak. “Tapi kami ini ingin melanggengkan tradisi orang tua. Makanya, sampai sekarang kami masih terus bertahan,” pungkasnya. (aif)
Sumber :
TIKMD (Teknologi Informasi Masyarakat Desa)
TELECENTER PASIR PUTIH
Jalan Raya Pasir Putih
Kecamatan Bungatan
Telp. 0338-39102

Informasi Hotel dan Restoran

Informasi Mengenai HOTEL dan RESTORAN
yang Bisa Anda Kunjungi
di Kabupaten Situbondo :
HOTEL
ROSA'S ECOLODGE
JL.Baluran, Ds.Sidomulyo
Kec. Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 453005
Fax. 0338 - 453191
HOTEL MUTIARA
JL. Raya pasir Putih
Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 671206
HOTEL PASAGRO
JL.Raya Kapongan
Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 673046
HOTEL PURNAMA
JL.Raya Banyuglugur
Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 891290
HOTEL ASRI
JL.Raya Wringin Anom
Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 672290
FORESTA GUEST HOUSE
JL. Raya Pasir Putih
Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 390060
HOTEL SARWORINI
JL.WR.SupratmanSitubondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 671405
SIDO MUNCUL
JL.Raya Pasir Putih No.87
Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 390252, 390320
Fax. 0338 - 390340
HOTEL SAN SUI
JL.Raya Pasir Putih Ds.Klatakan
Kec. Kendit, Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338-675432, 675989, 672194 Fax. 0338-673757
HOTEL PASIR PUTIH
JL.Raya Pasir Putih Kec. Bungatan
Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 390083
HOTEL ROSALI
JL.PB.Sudirman
Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 676323
HOTEL RAMAYANA
JL.Sepudi (depan komplek Pasar Mimbaan)
Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 671663
HOTEL MOGASARI
Jl. Seroja
Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 671170
HOTEL SITUBONDO
JL.PB. Sudirman
Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 671213
HOTEL BHAYANGKARA
JL.Raya Pasir Putih
Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 390083


RESTORAN
BATARIZ HQQ
Toko Pusat Oleh-oleh
JL.PB.Sudirman 45
Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 671361
RESTORAN PAPIN CHARITA
JL. Raya pasir Putih
Situbondo, Jawa Timur
RESTORAN PAPIN ZAHITA
JL.Raya Pasir Putih
Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 390022
RESTORAN CHURIEN
JL.Raya Pasir Putih
Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 390087
RESTORAN PURITAMA
JL.Raya Pasir Putih
Situbondo, Jawa Timur
RESTORAN KURNIA
JL. A.Yani
Situbondo, Jawa Timur
RESTORAN RESTU
JL.Raya Karang Asem
Situbondo, Jawa Timur
SIDO MUNCUL (CAFE RENGGANIS)
JL.Raya Pasir Putih No.87
Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 390252, 390320
Fax. 0338 - 390340
RESTORAN SAN SUI
JL.Raya Pasir Putih Ds.Klatakan
Kec. Kendit, Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338-675432, 675989, 672194Fax. 0338-673757
RESTORAN ORIENTAL
JL.Raya Pasir Putih Kec. Bungatan
Situbondo, Jawa Timur
RESTORAN ANUGERAH
JL.Basuki Rahmat
Situbondo, Jawa TimurTelp. 0338 - 672252
RESTORAN MALANG
JL.Basuki Rahmat
Situbondo, Jawa Timur
ROSA'S ECOLODGE MAIN LODGE
JL.Baluran, Ds.Sidomulyo
Kec. Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur
Telp. 0338 - 453005Fax. 0338 - 453191
RESTORAN AYAM GORENG KALASAN
JL.Argopuro
Situbondo, Jawa Timur
RESTORAN AYAM GORENG PEMUDA
JL.Basuki Rahmat
Situbondo, Jawa Timur
RESTORAN SRIKANDI
JL.Raya Asembagus
Asembagus, Situbondo, Jawa Timur
Sumber :
TIKMD (Teknologi Informasi Masyarakat Desa)
TELECENTER PASIR PUTIH
Jalan Raya Pasir Putih
Kecamatan Bungatan
Telp. 0338-39102

Petik Laut



PETIK LAUT



Bentuk rasa syukur kepada Allh SWT atas segala limpahan karunianya banyak macamnya. Namun bagi komunitas nelayan, menunjukkan rasa syukur atas melimpahnya hasil tangkapan laut serta selalu selamat tanpa bencana serta rintangan apapun, hanya dikenal dengan ritual "Petik Laut" dan "larung saji".


Ritual ini yang selalu dinantikan dan rutin dilakukan dikalangan komunitas nelayan, termasuk nelayan petik laut di Desa Kilen Sari, Kecamatan Panarukan. Upacara ritual yang selalu dipadati ribuan warga nelayan tersebut merupakan acara puncak. Ada pemutaran film, pentas seni, pementasan musik gambus, orkes dangdut, dan tari gandrung banyuwangi. Ada juga Pengajian dan berbagai lomba untuk masyarakat nelayan. seperti renang bebas, domino, catur, tari, tarik tambang, dan panjat pinang.


Inti kegiatan petik laut adalah saat pelarungan sesaji ke tengah laut, sesaji itu disatukan dalam sebuah perahu kecil. Isinya macam-macam, namun yang paling menonjol adalah kepala sapi. Sebelum dilarung, sesaji itu telah melalui serangkaian ritual. Perahu sesaji diturunkan kelaut beramai-ramai kemudian dilarung ketengah dan ditenggelamkan. Sekretaris Panitia Petik Laut menambahkan "petik laut untuk melestarikan budaya bangsa". Sumberdananya berasal dari swadaya murni masyarakat nelayan. Mulai sumbangan dari pemilik perahu, kapal selerek, porsen, gandrung, dan kapal jurung. "Ditambah partisipasi dari pengusaha, masyarakat umum kilensari, instansi terkait, serta semua nelayan kilensari," ungkapnya. Membuang sesaji ketengah laut diyakini warga nelayan khususnya warga kilensari akan membawa keselamatan bagi Nelayan.


Tradisi tersebut juga diyakini mampu membawa kebaikan dan kesejahteraan bagi nelayan yang ditandai melimpahnya ikan (hasil laut). Jadi tidak heran lagi jika dalam upacara pelarungan sesaji ketengah laut saat itu juga diikuti ratusan kapal nelayan Pondok Mimbo, yakni warga nelayan yang ada dikawasan Banyuputih. Mereka berjejer disamping kiri kanan dan belang sesaji sehingga ketengah laut. Begitu iring-iringan perahu pembawa sesaji tiba ditengah laut, sesaji ditenggelamkan. Begitu perahu membawa sesaji atau gethek tenggelam, mereka langsung berebut mengambil air laut yang ada disekitar prahu saji untuk disiramkan keperahunya. Acara tahunan tersebut kian meriah dengan hadirnya Bupati Ismunarso, Wabub. Suroso, jajaran Muspida, dan Muspika Panarukan. Dalam Sambutannya, Ismunarso berharap budaya petik laut di Kilen sari dipertahankan dan dilestarikan. Sehingga mampu menjadi salah satu aset Daerah. "Dengan kegiatan ini, semoga akan mampu mempermudah masyarakat nelayan mendapatkan rejeki dan selalu selamat dalam setiap kegiatan di laut. "




Sumber :
TIKMD (Teknologi Informasi Masyarakat Desa)
TELECENTER PASIR PUTIH
Jalan Raya Pasir Putih
Kecamatan Bungatan
Telp. 0338-39102

Perjalanan Kecil Taman Nasional Baluran dan Pantai Bama

Satwa Taman Nasional Baluran Situbondo

Mini Season /Perjalanan Kecil
Taman Nasional Baluran dan Pantai Bama


Mengawali perjalanan, Medan pasir yang panjang mulai ditempuh. Satu persatu langkah diayunkan, sambil menahan terik matahari yang lumayan panas. Pukul 12 siang di bawah teduhnya pohon, tim melakukan istirahat makan siang. Setelah itu perjalanan dilanjutkan kembali dengan medan yang sama. Pada hari pertama operasi ini, kami belum memasuki kawasan Taman Nasional Baluran. Jadi permukiman penduduk masih mendominasi sisi kanan lintasan. Satu muara sungai Plaosan harus kita lewati dengan penyeberangan basah, tidak ada jembatan di sekitar sini. Akhirnya titik bivak hari ini pun di luar rencana, kami memanfaatkan sebuah mushola untuk menginap.


Medan penyusuran di hari kedua berbeda dengan sebelumnya, rawa bakau mendominasi hampir seluruh lintasan. Pohon bakau dengan jenis api-api ini membuat pergerakan melambat, hal ini dikarenakan kami harus memilih jalan diantara akar-akar runcing dan waspada terhadap ancaman binatang buas. Menurut data yang kami dapat, di wilayah ini banyak terdapat ular kobra dan biawak.

Istirahat siang pun harus kami lewati di tengah rimbunan pohon bakau, sungguh istirahat yang tidak nyaman. Gigitan nyamuk semakin kentara terasa, posisi duduk pun tidak kita dapatkan karena semuanya akar. Alhasil sambil berdiri kita pun mulai istirahat, sementara satu orang melakukan orientasi medan dengan menaiki pohon bakau. Hari menjelang sore, setelah berusaha susah payah keluar dari hutan bakau ini, satu dataran di pinggir pantai kami pilih untuk berbivak. Menurut analisa kami dengan orientasi ke arah Gunung Baluran, daerah ini adalah merupakan Tanjung Merah. Segera saja masing-masing dari kami mengerjakan tugasnya, membuat bivak, perapian dan masak. Menjelang malam, ada semacam serangga yang mengigit setiap anggota tim dan rasanya perih sekali. Api unggun dan lotion anti nyamuk tidak mempan mencegah serangan serangga ini, bahkan kaos yang kita pakai saja tembus!! Akhirnya, malam itu kita lewatkan dengan tidak nyaman.

Terjawab sudah rasa jengkel kami semalaman, tidak jauh dari tempat kami berbivak ternyata terdapat kandang sapi yang jumlahnya lumayan banyak dan tentunya lengkap dengan lalat sapi!! Ada permukiman liar yang mendiami kawasan TN. Baluran ini!! Kami sungguh kaget dengan keadaan ini, kami pun mendekat ke arah permukiman tersebut. Dari hasil bincang-bincang, ternyata mereka sudah mendiami wilayah ini sejak puluhan tahun yang lalu, dan ternak sapi adalah pekerjaan mereka. Kami pun melanjutkan pergerakan dengan terus diamati oleh para penduduk beserta sapi mereka. Medan pasir dan sesekali tebing berbatu harus kita lewati dengan cara memipirnya.

Makan siang pun kami lakukan di bawah teduhnya pohon sambil memandang ke pantai, kebutuhan air yang cukup sulit harus disiasati pemakaiannya. Sumber air di kawasan ini hanya berupa sumur-sumur tadah hujan. Setelah istirahat, kami melanjutkan perjalanan dengan medan lintasan yang sama. Karena di setiap sisi lintasan masih berupa pohon bakau maka kami memutuskan untuk berbivak agak menjorok ke dalam. Seperti biasa kegiatan sore hari kami lakukan. Setelah selesai bersantap, kami pun melakukan briefing untuk pergerakan keesokan harinya. Tak terasa malam pun semakin larut, satu persatu anggota tim mulai bersiap-siap untuk tidur. Akhirnya tubuh-tubuh lelah dibalut oleh sarung memasuki peraduan malam.

Dari hasil briefing semalam, pantai Bama adalah target pada hari ke empat operasi ini. Berdasarkan analisis peta, jarak pantai Bama tidaklah terlalu jauh. Medan yang dilalui hampir sama dengan hari sebelumnya. Langkah-langkah kaki diayunkan dengan cepat, berharap sebelum waktu istirahat siang sudah tiba di pantai Bama. Pergerakan terhenti di satu sajian pantai yang sangat indah, pantai Balanan. Suguhan alam yang menakjubkan ini membuat satu persatu personil mencari tempat untuk istirahat hanya sekedar menikmati keindahan pantai Balanan. Pasir putih dengan paduan pantai yang berwarna biru muda dan terdapat karang-karang kecil di dalamnya benar-benar menakjubkan. Akhirnya, target jua yang mengharuskan tim bergerak kembali, meninggalkan lukisan alam yang begitu indah itu.

Pergerakan belumlah terlalu lama dari pantai Balanan, kami pun tiba di pantai Bama. Daerah yang merupakan pantai wisata ini terdapat pos penjagaan yang dihuni oleh penjaga TN. Baluran. Mengingat jam operasi masih menyisakan waktu lama, kami memutuskan untuk mengirim satu personil menuju Bekol yaitu daerah dataran tinggi tempat pemantauan kawasan di arah Barat pantai Bama. Satwa liar seperti merak dan kera banyak ditemui di Bekol. Sementara personil yang lain berbincang-bincang dengan petugas di pantai Bama, dari hasil bincang-bincang itu kami pun diajak memancing ke laut untuk santap makan malam nanti. Kerang hijau dan cumi-cumi kami dapatkan. Wah seafood service nih malam ini pikir kami. Menjelang sore satu personil dari Bekol bergabung kembali di pantai Bama. Di sebuah pos, kami pun menyantap hidangan makan malam yang sungguh nikmat. Kebaikan para penjaga pos pantai Bama ini semakin jadi saja, kita pun disuruh tidur di dalam pos. Malam yang indah, ditemani deburan ombak, kami pun larut dalam perbincangan ringan dengan para petugas di serambi pos. Malam semakin larut, besok adalah hari terakhir operasi, segera saja setiap personil undur diri untuk istirahat.

Kembali medan rawa harus kita lewati, akar-akar bakau cukup merepotkan pergerakan. Terkadang kaki harus tersangkut di akar tersebut, belum lagi carrier yang harus masuk diantara celah-celah akar. Akhirnya setelah bergulat di medan rawa, kami memutuskan untuk membuka akses lebih ke dalam, untunglah medan yang dihadapi lebih terbuka. Setelah melewati beberapa teluk, medan pasir yang panjang menjadi medan terakhir. Tampak sebuah permukiman jauh di ujung sana, kami duga adalah Desa Pandean (desa yang menjadi titik akhir perjalanan). Langkah pun dipercepat.

Waktu istirahat siang pun tiba, kami pun sepakat untuk tidak terburu-buru dan memulai untuk beristirahat. Sambil memandang pulau Bali kami nikmati hidangan makan siang itu dengan santai. Tak terasa waktu yang dihabiskan terlalu lama, segera saja masing-masing dari kami membereskan sisa-sisa makanan dan bergerak mantap menuju titik akhir! Titik akhir kami berupa sebuah muara sungai kecil, cukup sulit juga untuk menemukannya. Akhirnya dengan melakukan orientasi lebih teliti lagi dan dengan bantuan keterangan penduduk, kami dapat menemukan titik akhir penyusuran TN. Baluran. Segera setelah mengambil beberapa dokumentasi, tim bergerak menuju Desa Pandean yang tidak terlalu jauh dari titik akhir kami. Terlihat aktivitas nelayan Desa Pandean yang tak jauh berbeda dengan Desa Jangkar tempat kami mengawali perjalanan 5 hari yang lalu. Sebuah plang batas kawasan kami temui di tengah-tengah desa, ironis! Posisi batas kawasan itu telah banyak terdapat rumah penduduk yang masuk ke dalam kawasan. Akhirnya dengan menggunakan angkutan pedesaan, tim bergerak menuju kantor TN. Baluran sektor Pandean.

Kedatangan kami disambut oleh para petugas di kantor ini, setelah berbincang-bincang sesaat kami memutuskan untuk bermalam di kantor ini. Setelah mandi dan makan malam, tubuh-tubuh lelahpun langsung menuju peraduan malam. Selama lima hari menyusuri kawasan TN. Baluran ini banyak pengalaman-pengalaman yang kami temukan, dengan sajian alam yang sungguh menakjubkan dan setiap medan yang dilewati tidaklah mudah. Sungguh manusia selalu bergantung kepada alam, pemandangan ironis dengan keberadaan permukiman-permukiman di dalam kawasan adalah salah satu contohnya. Entahlah, semoga cerita-cerita kami terhadap petugas dapat menjadi masukan untuk mengambil sebuah kebijakan relokasi permukiman tersebut .

Pos Batangan - Taman Nasional Baluran Situbondo


Gunung Baluran - Taman Nasional Baluran Situbondo

Pantai Bama - Taman Nasional Baluran Situbondo


Foto : diambil dari Hujan Rimba


Sumber :
HUJAN RIMBA
TIKMD (Teknologi Informasi Masyarakat Desa)
TELECENTER PASIR PUTIH
Jalan Raya Pasir PutihKecamatan Bungatan
Telp. 0338-39102

Baluran National Park : Taman Nasional bernuansa Afrika





Baluran National Park :
Taman Nasional bernuansa Afrika


Untuk mencapai taman nasional yang luasnya sekitar 25.000 ha ini sangatlah mudah, dari Surabaya berjarak 265 km ditempuh dengan kendaraan hanya 6 jam perjalanan, atau dari Ketapang Banyuwangi berjarak 27 km tidak lebih dari 45 menit perjalanan. Pintu Gerbang masuk ke Taman Nasional Baluran itu sendiri terletak dipinggir jalan raya Surabaya – Ketapang Banyuwangi, tepatnya di desa kecil : Wonorejo - Batangan, adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Situbondo dibawah kaki gunung Merapi Jawa timur dan ditepi sungai Bajulmati.

Perjalanan menuju jantung Taman Nasional

Pos Bekol, terletak sekitar 12 km dari pintu gerbang Batangan , dijantung taman nasional yang dikelilingi hampir 40%nya oleh padang rumput savana dan terletak dibawah kaki Gunung Baluran (1247 m ) yang menjulang tinggi membuat perpaduan panorama sangat eksotik mengingatkan kita akan pemandangan di Afrika , Di Bekol sendiri memiliki fasilitas Tower pengamatan satwa liar seperti Banteng, Rusa, Muncak, Burung Merak, Burung Rangkong, Elang, Kangkareng dan masih banyak lagi.

Dari atas tower di Bekol anda dapat melihat pulau Bali yang terbelah oleh selatnya yang sibuk oleh puluhan kapal ferry disebelah timur, di sebelah utara anda dapat melihat beberapa kapal layar nelayan di laut jawa dan disebelah barat menjulang Gunung Baluran yang terdapat kepundan di kelilingi oleh tebing tebing tinggi dan terkadang ditutupi awan. Pemandangan dari Tower di Bekol sungguh menawarkan panorama fantasitis dan berbeda.

Untuk menuju Pos Bekol berjarak 12 km dari Pos Gerbang Batangan, anda bisa menggunakan kendaraan sendiri, atau menyewa ojek yang banyak menawarkan diri di pintu Gerbang, atau yang menarik adalah dapat ditempuh dengan trekking yang kami sarankan mulailah jalan dipagi hari.

Selama perjalanan anda akan disuguhkan banyak sekali satwa berseliweran, dan yang paling mencolok adalah banyaknya Burung Merak dengan bulunya begitu indah dilihat.

Kondisi perjalanan ke Bekol sangat baik terbuat dari aspal dengan lebar sekitar 2, 5 meter dikelilingi oleh hutan yang berbeda beda vegetasinya dan perjalanan berjalan kaki nyaman tidak terasa menempuh 3 jam perjalanan . Pos Bekol, memiliki guest house bagi yang ingin bermalam dengan harga cukup terjangkau, Kondisinyapun cukup nyaman dan bersih .


Pantai Bama

Pantai Bama terletak 3 km sebelah timur Pos Bekol, sering terlihat beberapa jenis kera sedang mencari kepiting. Pantai Bama cukup bersih dikelilingi oleh hutan mangrove yang asri, memiliki terumbu karang untuk kegiatan snorkeling didepan pantai guest house-nya, dan juga ada jalan setapak mengelilingi pantai serta ke padangmemiliki Tower pemantauan satwa. Dari pantai Bama anda dapat menikmati sunrise langsung dengan latar belakang Taman Nasional Bali Barat


Banteng Baluran

Satwa satu ini memang dulu menjadi primadona Taman Nasional Baluran, jumlahnya sangat banyak, dengan berjalannya waktu sekarang satwa yang sangat besar berwarna hitam bertanduk ini hanya terlihat pada saat musim kemarau ditempat minum satwa yang disediakan oleh petugas Taman Nasional, dan pada musim penghujan satwa liar tersebut masuk kedalam hutan, perlu menempuh jalan yang cukup sulit mencarinya kedalam menanjak kearah hutan Gunung Baluran .


Berlayar susur pantai

Perjalanan menyusuri pantai mengelilingi semenanjung Baluran dengan kapal traditional nelayan disekitar adalah petualangan yang sangat mengasyikan, berangkat dari pantai Pandean terus keutara menyusuri hutan mangrove melewati pantai Bama kemudian terus menuju barat laut melewati pantai Lempuyang yang terdapat Pos Penjagaan juga disana hingga ke Labuhan Merak Pos penjagaan pantai paling utara di Taman Nasional Baluran, selama menyusuri pantai anda bisa berhenti di Pantai Bilik untuk kegiatan diving dan snorkeling karena pantai tersebut memiliki terumbu karang yang masih terjaga dengan baik .

Untuk meng-explore Taman Nasional Baluran anda minimal membutuhkan waktu 3 hari 2 malam mengingat luasnya lebih dari 25.000 Ha, udara disana relatif cukup panas , anda wajib memakai topi disepanjang siang hari bila melakukan acara trekking di padang savanna maupun jungle trekking . Dan pada malam hari lumayan dingin .

Mengenai makanan disana Petugas Taman Nasional dapat melayani anda dengan harga cukup terjangkau, atau anda dapat membawa sendiri karena di Guesthouse Bekol maupun Bama menyediakan peralatan dapur.

Baluran adalah Taman nasional yang mungkin tertua di Indonesia, alamnya memang berbeda dengan Taman Nasional lainnya, kita seperti dibawa alam afrika , kering dengan gunung yang eksotik dan pantai yang cantik.



Sumber :
TIKMD (Teknologi Informasi Masyarakat Desa)
TELECENTER PASIR PUTIH
Jalan Raya Pasir Putih
Kecamatan Bungatan
Telp. 0338-39102

TIKMD Telecenter Pasir Putih


Teknologi Informasi Masyarakat Desa

Telecenter “PASIR PUTIH”

Jalan Raya Pasir Putih Desa Bletok Kecamatan Bungatan

( (0338) 391024 Kabupaten Situbondo 68358

Email : tc_pasput@telkom.netThis e-mail address is being protected from spam bots, you need JavaScript enabled to view it &tc_pasput@yahoo.com

Web : www.indonetwork.co.id/tc_pasir_putih



Apa Itu Telecenter ?

Telecenter adalah sebuah wahana / tempat yang menyediakan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK). Telecenter Pasir Putih menyediakan fasilitas internet yang bisa digunakan oleh seluruh warga Desa Bletok pada khususnya atau warga sekitar Desa Bletok pada umumnya untuk mendapatkan dan menyebarluaskan informasi mengenai berbagai hal seperti Kerajinan, Perikanan, Pertanian, Peternakan, Pendidikan, Kesehatan dan lain – lain.

Tujuan di Dirikannya Telecenter ?

Pendirian telecenter di daerah pedesaan merupakan program pengembangan komunitas lokal dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), untuk itu sebagaimana maksud dan tujuan dibangunnya telecenter, diharapkan telecenter mampu :

1. Memberdayakan Masyarakat dengan kemudahan akses terhadap informasi dasar seperti informasi pasar, pertanian, perdagangan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain;

2. Meningkatkan Kemampuan Masyarakat dalam hal mengakses informasi penggunaan komputer, manajemen telecenter dan lain-lain melalui pelatihan-pelatihan;

3. Mendorong Masyarakat untuk meningkatkan perekonomian setempat dengan kegiatan pembangunan komunitas melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi;

4. Mengembangkan Kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk membangun komunitas lokal.


Apa Yang Disediakan di TIKMD Telecenter Pasir Putih ?

TIKMD Telecenter Pasir Putih mempunyai 8 unit komputer, 2 unit printer, 1 buah kamera digital, 1 buah Televisi, 1 buah DVD Player, dan 1 unit perangkat LCD Projector. Semua komputer terhubung dengan jaringan internet dan berada pada ruangan ber-AC.


Bagaimana Kalau Saya Tidak Bisa Menggunakan Komputer / Internet ?

Telecenter Pasir Putih menyediakan fasilitas training (pelatihan) berupa pengenalan singkat ke komputer, pembelajaran MS. Word dan internet. Kalau anda sama sekali tidak bisa mengoperasikannya, petugas operator kami akan siap melayani.


Apa Keuntungannya Bagi Masyarakat Desa ?

Telecenter Pasir Putih menyediakan fasilitas internet yang digunakan untuk mencari segala informasi yang dibutuhkan dan dapat pula digunakan oleh masyarakat desa untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian melalui korespondensi dengan orang lain atau perusahaan di berbagai penjuru dunia baik Informasi terkini maupun informasi terlama bisa didapat dan dikirimkan dengan cepat. Selama ini masalah yang dihadapi oleh masyarakat desa disebabkan kurangnya informasi yang baru dan tepat.


Siapa Yang Bisa Memanfaatkan ?

Siapa saja yang berminat mencari informasi baik dalam meningkatkan kesejahteraan ataupun pendidikan bisa memanfaatkan fasilitas internet di telecenter. Contohnya petani, peternak, pengrajin, pedagang, guru, murid, pegawai, dan siapapun bisa mendapatkan manfaat dari internet asal positif thinking .


Apakah Penduduk di Luar Desa Bletok Boleh Memanfaatkannya ?

Boleh, Telecenter Pasir Putih menyediakan waktu untuk pelayanan umum. Masyarakat di luar Desa Bletok maupun Kecamatan Bungatan dapat memanfaatkannya terlebih – lebih dari luar Kabupaten situbondo.


Bagaimana Internet Dapat Meningkatkan Kesejahteraan Desa ?

Internet hanya menjadi sarana. Telecenter Pasir Putih menyediakan sarana informasi dan mengajak masyarakat desa untuk berhubungan dengan pihak lain dalam bentuk pelatihan dan kemitraan. Informasi dari internet berfungsi sebagai langkah awal untuk menyelesaikan masalah yang kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan yang lain.

Apakah Ada Sisi Negatif Dari Internet ?

Ibarat sebuah pedang, yang bisa berfungsi sebagai alat pelindung tetapi juga bisa menjadi alat penganiaya. Demikian juga internet bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi yang berguna tetapi bisa juga disalahgunakan untuk hal – hal yang negatif. Telecenter Pasir Putih dikelola dengan prinsip memanfaatkan kegunaan positif dengan mengontrol kemungkinan penyalahgunaan internet.


Kapan Saya Dapat Memanfaatkannya ?

Telecenter Pasir Putih terletak di Jalan Raya Pasir Putih Desa Bletok Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo Jawa Timur. Buka setiap hari kerja dari jam 08.00 s/d 16.00 WIB.


Berapa Biayanya ?

Rp 2.000/jam

Sekelumit Sejarah Pelabuhan Internasional Panarukan Situbondo Jawa Timur


Sekelumit Sejarah Pelabuhan Internasional Panarukan Situbondo Jawa Timur


Selain itu di pinggir pantai terdapat bangunan menara atau mercu suar yang berfungsi sebagai sinyal atau tanda pelayaran. Letaknya di tepi pantai kawasan pelabuhan. Mercu suar tua ini hingga sekarang masih ada, dibuat dari kontruksi besi. Adapun mercu suar itu adalah sebagai tanda kedudukan pelabuhan Panarukan. Tinggi menara ini sekitar 50 M, dengan lebar 8 M. Untuk menyinari menara tersebut pada jaman dahulu dipergunakan karbit namun sekarang menggunakan lampu listirk. Di sebelah kanan menara terdapat bekas bangunan kolonial yang berupa perkantoran dan menjadi gedung induk Maasctschappij Panaroekan yang terbuat dari batu bata. Menurut seorang informan dahulu bangunan ini sangat megah berlantai tiga, namun pada saat sekarang bangunan itu sudah tidak ada lagi. Di sebelah kanan dan kiri bangunan induk ini terdapat puluhan gudang tempat penimbunan barang hasil perkebunan sebelum dikirim ke luar negeri. Gudang-gudang ini terbuat dari bahan tembok. Pada bagian bawahnya tidak diberi lantai, namun hanya berlantai bambu. Ukuran gudang-gudang tersebut sangat luas mencapai ratusan meter persegi. Pada masa Belanda dibangun rel kereta api dari stasiun sampai pelabuhan, bahkan di sebelah kanan dermaga dulunya ada rel sampai ujung dermaga. Setelah pelabuhan Panarukan mengalami kemunduran, rel tersebut dicabut, bahkan sampai ke stasiun.

Di pelabuhan Panarukan juga dibangun beberapa galangan atau dok-dok terapung, yaitu tempat untuk memperbaiki kapal. Untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal merapat ke kade, yaitu suatu pelataran luas, lengkap dengan gudang, alat-alat derek, bahkan rel-rel untuk lori.

Pelabuhan Panarukan mempunyai beberapa gudang, dibagi menjadi dua jenis. Pertama, gudang lini 1 terdiri dari (1) Gudang A ; 1.105 m², (2) Gudang B ; 867 m²², (3) Gudang C : 2.494 m², (4) Gudang D : 2.098 m², (5) Gudang E ; 2.400 m², (6) Gudang F ; 400 m², (7) Gudang G ; 600 m², (8) Gudang I ; 2.700 m², (9) Gudang K ; 2.000 m², (10) Gudang L ; 450 m², (11) Gudang M ; 410 m², (12) Gudang N ; 2.200 m², (13) Gudang O ; 6.000 m² (Anonim, 1981: 50).

Di Panarukan telah dibangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) pada tahun 1808 oleh Gebernur Jenderal Herman Willem Daendels Jalan Raya Pos yang berawal dari Anyer dan berakhir di Panarukan. Pada awalnya dibuat dengan tujuan untuk memperlancar usaha militer Belanda dalam peperangan menaklukkan daerah Blambangan (Banyuwangi). Pada perkembangan selanjutnya jalan yang memanjang dari arah barat ke timur di pesisir utara sangat bermanfaat bagi kelancaran lalu lintas pos, ekonomi, dan transportasi.

Selain keberadaan jaringan jalan, keberadaan jalur kereta api di Panarukan turut memperlancar distribusi barang. Stasiun Kereta Api di Panarukan dibangun oleh Belanda sekitar tahun 1890-an. Bangunan ini pada saat sekarang masih utuh, tetapi pada tahun 2003 sudah tidak difungsikan lagi. Struktur bangunan Stasiun Kereta Api Panarukan terdiri atas tiga bagian pertama adalah tempat administrasi, bagian kedua merupakan ruang tunggu penumpang, sedangkan bagian ketiga merupakan tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api. Jalur kereta api ini merupakan alat transportasi penting bagi pelabuhan Panarukan untuk mengangkut tembakau dari Jember dan Bondowoso ke pelabuhan di Panarukan.

Pada masa pendudukan Kolonial Belanda, di wilayah Kabupaten Panarukan terdapat 12 buah pabrik gula, yaitu P. G De Maas, Assembagoes, Pandjie, Olean, Boedoean, Soekowidi, Prajekan, Tangarang, Bedadoeng, Semboro, dan Goenoeng Sarie. Pada saat ini, di wilayah Kabupaten Situbondo hanya terdapat enam pabrik gula, yaitu Pabrik Gula (P. G) De Maas, Assembagoes, Pandjie, Olean, Boedoean,.dan Wringin Anom, yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Situbondo. Dari keenam pabrik gula tersebut empat pabrik gula masih terlihat wujudnya dan masih berproduksi hingga saat ini pabrik gula (P. G) Assembagus, Olean, Pandjie, Wringin Anom, satu pabrik gula masih berdiri tetapi tidak berproduksi lagi adalah P. G Demaas, dan satu pabrik gula yang lain adalah P. G Boedoean sudah tidak tampak lagi keberadaannya. Keseluruhan pabrik-pabrik tersebut merupakan produsen gula terbesar di Jawa Timur.

Di Panarukan terdapat Benteng VOC yang berada di wilayah Dusun Kilensari Timur, Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan. Tinggalan arkeologis yang berupa bekas benteng ini berada di tepi barat Sungai Sampeyan, sekitar 500 m dari muara Sungai Sampeyan sehingga letaknya sangat strategis karena langsung berhadapan dengan laut Jawa. Selain itu benteng VOC ini juga melindungi pelabuhan Panarukan dari wilayah timur, yaitu dari wilayah sungai Sampeyan. Jarak dari pusat kota Situbondo ke lokasi benteng ini kurang lebih 8,5 Km ke arah barat. Untuk menuju lokasi benteng hanya bisa dijangkau dengan kendaraan sepeda motor. Saat ini lingkungan benteng berada di areal pemakaman penduduk dan lahan pertanian masyarakat.

MENGUNJUNGI PETILASAN SYEKH MAULANA ISHAQ DI BUKIT PECARON


MENGUNJUNGI PETILASAN SYEKH MAULANA ISHAQ


BUKIT PECARON
Bukit Pecaron di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan merupakan salah satu objek wisata religi andalan di Situbondo. Puncak bukit itu diyakini merupakan salah satu petilasan (tempat munajat) Syekh Maulana Ishaq, ayah Sunan Giri. Bahkan sebagian orang meyakini tempat tersebut bukan petilasan, tetapi justru lokasi sang Syekh dimakamkan.


Lokasi bukit Pecaron cukup mudah dijangkau. Tempatnya berada di tepi laut dan tebingnya curam menjulang tinggi. Memandangnya, mengingatkan pada pemandangan khas pura di Uluwatu, Bali. Sisi utara bukit Pecaron memang berbatasan langsung dengan laut. Jika berada di atas bukit, kita bisa leluasa melihat hamparan laut membentang.

Ada legenda yang berkembang di daerah Pasir Putih dan sekitarnya. Dikisahkan, konon bukit Pecaron dulu tidak menyatu dengan daratan. Lokasi bukit ini cukup jauh dari daratan. Untuk mencapainya bukit itu, orang harus menggunakan perahu. Tapi dengan keistimewaan Syekh Maulanan Ishaq, bukit tersebut menyatu dengan daratan. Sehingga memudahkan masyarakat yang akan berkunjung. Memang, legenda tersebut cukup sulit dinalar dengan akal. Tetapi kisah-kisah seperti itu berkembang dan dipercaya sebagian warga Pecaron dan sekitarnya. Sementara itu, keberadaan petilasan Syekh Maulana Ishaq di bukit itu memang mendatangkan berkah bagi masyarakat sekitar. Warga banyak membuka warung dan berjualan sovenir. Jualan mereka dikemas semenarik mungkin, agar bisa memikat hati pengujung yang akan berziarah ke bukit Pecaron.

Pada malam Jumat dan Selasa, pengunjung Bukit Pecaron biasanya memang membeludak. Mereka tidak hanya datang dari Situbondo, tapi banyak juga yang datang dari luar daerah. Sebelum mendaki bukit Pecaron, pengunjung biasanya membeli air mineral atau makanan ringan sebagai dibuat bekal menuju puncak bukit. Tidak sedikit pengunjung yang memilih bermalam di kompleks petilasan Syekh Maulana Ishaq itu.

Mereka yang bermalam itu, biasanya datang untuk menghatamkan Alquran dengan tujuan tertentu. “Orang yang datang ke sini tujuannya macam-macam. Intinya mereka meminta sambungan doa kepada Syekh Maulanan Ishaq, agar apa yang menjadi cita-cita hidupnya tercapai,” terang H Halili, juru kunci Bukit Pecaron.

Untuk menuju puncak bukit, pengunjung perlu menyiapkan stamina. Jika sedang sakit, sebaiknya tidak usah naik. Sebab, bisa dipastikan hanya akan menambah parah sakitnya. Karena jalan menuju puncak bukit itu sangat menanjak. Padahal, panjangnya jalan itu setapak menanjak dan berliku itu hampir satu kilometer. “Pernah ada teman saya yang memilih balik ke bawah, karena merasa tak mampu naik ke atas bukit,” ujar seorang pengunjung. Jalan menuju puncak bukit Pecaron hanya selebar dua meter. Jalan itu disusun mirip tangga batu hingga ke puncak bukit. Jika pernah ke Bali, mendaki jalan ini mengingatkan perjalanan menuju Pura Luhur Ulu Watu di Badung Selatan dengan ketinggian 70 meter dari permukaan laut. Bedanya, jalan setapak menuju Pura Ulu Watu tersebut sudah ditata rapi dan bersih. Sedangkan jalan setapak berliku di bukit Pecaron masih sangat bersahaja. Tangganya terbuat dari deretan batu. Hanya beberapa bagian saja yang ditambal dan dirapikan dengan semen. Itu pun sudah banyak yang mengelupas. Keadaannya juga sangat kotor. Karena banyak daun kering pohon yang terus berjatuhan.

Di sisi jalan berliku itu, sebagian sudah dipasang pagar besi. Pagar besi itu merupakan pengaman sekaligus difungsikan sebagai pegangan tangan pengunjung. Sayangnya, pagar itu hanya ada di sisi kanan jika berjalan mendaki. Sehingga tidak semua pengunjung bisa memanfaatkannya. Padahal, fungsi pagar tersebut benar-benar penting. Pengunjung bisa istirahat dan berpegangan di pagar itu jika merasa lelah. “Pernah ada kejadian, seorang pengunjung jatuh menggelinding ke bawah karena tidak menemukan pegangan saat capek,” ungkap Halili.

Sementara itu, pada beberapa ruas jalan menuju Bukit Pecaron, ada beberapa pedagang bunga tabur. Bagi pengunjung yang tidak membawa bunga dari rumah, bisa membeli di sini. Harga bunga tabur itu pun cukup terjangkau.

Meski hanya sebuah petilasan (tempat munajat), dalam kamar utama bertuliskan Syekh Maulana Ishaq itu terdapat sebuah bangunan makam. Terdapat juga dua batu hitam mengkilap di kamar berukuran 4 x 4 meter. Batu itulah yang diyakini sebagai tempat duduk sang Syekh dalam bermunajat kepada Yang maha Kuasa.

PETILASAN SYEKH MAULANA ISHAQ
Begitu sampai di Bukit Pecaron, pengunjung sudah bisa bernafas lega. Mereka sudah tidak perlu lagi mengatur irama nafasnya, sebagaimana yang dilakukan saat mendaki jalan setapak menuju ke puncak Pecaron. Para pengunjung juga sudah dapat beristirahat sejenak sebelum berdoa di depan petilasan Syekh Maulana Ishaq.

Ada dua bangunan di puncak bukit Pecaron. Satu bangunan berukuran sekitar 4 meter x 6 meter. Pelataran ini biasanya digunakan untuk tempat peristirahatan sekaligus tempat antre para pengunjung yang akan masuk ke tempat munajat Syekh Maulana Ishaq. Saat pengunjung penuh, masuk ke tempat petilasan Ayahanda Sunan Giri itu memang tidak bisa seenaknya.
Pengunjung harus sabar antre hingga tiba gilirannya. Tempat munajat Sang Syekh kini sudah dibuat kamar khusus dengan ukuran sekitar 4 x 4 meter. Di atas pintu masuk kamar itu ada tulisan ’Syekh Maulana Ishaq’. Kamar berlantai keramik itu hanya mampu menampung belasan pengunjung. Sebab, di dalamnya bukanlah ruangan yang terhampar layaknya tempat munajat pada umumnya.

Di dalam kamar berlantai keramik itu justru ada sebuah makam. Dari sini, kemudian sebagian warga percaya kalau petilasan adalah makam Syekh Maulana Ishaq. Di depan pintu masuk, ada dua batu hitam cukup mengkilat yang menonjol di lantai keramik putih. Batu itulah yang diyakini sebagai tempat duduk Syekh Maulana Ishaq.

Saat berdoa di depan Petilasan Syekh Maulana Ishaq, Halili biasanya membantu pengunjung memimpin doa. Sebelum berdoa, dilakukan beberapa ritual kepercayaan pengunjung. Ada yang mengirim doa dengan membaca surat Al Fatihah atau membaca tahlil dulu. “Ini juga agar pengunjung tidak salah tujuan datang ke sini. Perlu saya jelaskan dan luruskan niatnya,” kata Halili.

Satu lagi yang cukup menjadi perhatian pengunjung saat datang ke Bukit Pecaron. Di bawah bukit ada sebuah gua. Sayang gua ini hanya bisa dinikmati dari luar. Tidak ada yang berani memasuki gua tersebut. Selain lokasinya gelap dan berbahaya, warga sekitar menganggap gua itu mempunyai kekuatan magis yang cukup besar. Yang jelas, karena jarang ada yang nekat masuk menelusurinya, kisah tentang gua tersebut menyimpan banyak misteri. “Dulu kabarnya pernah ada warga yang masuk, namun dia tak pernah keluar lagi,” terang Zainullah, warga Kapongan yang datang ke bukit Pecaron.

Akhirnya, banyak beredar kisah misteri seputar gua tersebut. Ada versi yang menyatakan kalau gua tersebut kalau ditelusuri, konon bisa menembus hingga ke Pulau Madura. Ada juga versi kisah misteri yang mengatakan bahwa dengan memasukinya, bisa tembus ke Makkah. “Namun tentunya, yang masuk (gua tersebut) bukan orang-orang biasa. Tapi orang yang dekat dengan Allah. Kalau orang biasa yang masuk, biasanya tidak kembali lagi,” terang salah seorang warga.
Sementara itu, Disperindagpar diam-diam sudah menyusun sebuah buku yang menceritakan asal-usul Bukit Pecaron. Diceritakan, Bukit Pecaron jadi dikenal berawal dari kedatangan Syekh Maulanan Ishaq ke Tanah Jawa. Ketika itu, dia mendengar ada sayembara di Kerajaan Blambangan. Sang Raja Blambangan, Minak Sembuyut mengeluarkan sayembara. Isinya, siapa saja yang bisa menyembuhkan putrinya yang sedang sakit parah, maka dia akan dijadikan menantu.

Syekh Maulana Ishaq pun mengikuti sayembara tersebut dan berhasil memenangkannya. Sejak saat itu, sang Syekh mencoba meng-Islamkan sang istri maupun seluruh isi istana. Sayang, kesuksesan Syekh Maulana Ishaq mengundang iri dan dengki Patih kerajaan. Karena tidak ingin terjadi pertumpahan darah, Sang Syekh memilih menyingkir dari istana. Dia hanya berpesan kepada istrinya yang sedang hamil, agar jika anaknya lahir diberi nama Raden Paku dan dihanyutkan ke laut. Setelah besar, Raden Paku ini menjadi salah satu wali yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa yakni Sunan Giri.

Syekh Maulana Ishaq sendiri, setelah menyingkir dari istana memilih terus berkelana ke arah barat. Selama perjalanan itu, dia terus menyebarkan ajaran Islam. Di Situbondo, ada tiga tempat yang diyakini sebagai tempat petilasan Syekh Maulana Ishaq. Yakni di Bukit Bantongan, Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan; Bukit Tampora, Kecamatan Banyuglugur serta di Bukit Pecaron, Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan.


Sumber :
TIKMD (Teknologi Informasi Masyarakat Desa)
TELECENTER PASIR PUTIH
Jalan Raya Pasir Putih
Kecamatan Bungatan
Telp. 0338-39102

Print