Mini Season /Perjalanan Kecil
Taman Nasional Baluran dan Pantai Bama
Taman Nasional Baluran dan Pantai Bama
Mengawali perjalanan, Medan pasir yang panjang mulai ditempuh. Satu persatu langkah diayunkan, sambil menahan terik matahari yang lumayan panas. Pukul 12 siang di bawah teduhnya pohon, tim melakukan istirahat makan siang. Setelah itu perjalanan dilanjutkan kembali dengan medan yang sama. Pada hari pertama operasi ini, kami belum memasuki kawasan Taman Nasional Baluran. Jadi permukiman penduduk masih mendominasi sisi kanan lintasan. Satu muara sungai Plaosan harus kita lewati dengan penyeberangan basah, tidak ada jembatan di sekitar sini. Akhirnya titik bivak hari ini pun di luar rencana, kami memanfaatkan sebuah mushola untuk menginap.
Medan penyusuran di hari kedua berbeda dengan sebelumnya, rawa bakau mendominasi hampir seluruh lintasan. Pohon bakau dengan jenis api-api ini membuat pergerakan melambat, hal ini dikarenakan kami harus memilih jalan diantara akar-akar runcing dan waspada terhadap ancaman binatang buas. Menurut data yang kami dapat, di wilayah ini banyak terdapat ular kobra dan biawak.
Istirahat siang pun harus kami lewati di tengah rimbunan pohon bakau, sungguh istirahat yang tidak nyaman. Gigitan nyamuk semakin kentara terasa, posisi duduk pun tidak kita dapatkan karena semuanya akar. Alhasil sambil berdiri kita pun mulai istirahat, sementara satu orang melakukan orientasi medan dengan menaiki pohon bakau. Hari menjelang sore, setelah berusaha susah payah keluar dari hutan bakau ini, satu dataran di pinggir pantai kami pilih untuk berbivak. Menurut analisa kami dengan orientasi ke arah Gunung Baluran, daerah ini adalah merupakan Tanjung Merah. Segera saja masing-masing dari kami mengerjakan tugasnya, membuat bivak, perapian dan masak. Menjelang malam, ada semacam serangga yang mengigit setiap anggota tim dan rasanya perih sekali. Api unggun dan lotion anti nyamuk tidak mempan mencegah serangan serangga ini, bahkan kaos yang kita pakai saja tembus!! Akhirnya, malam itu kita lewatkan dengan tidak nyaman.
Terjawab sudah rasa jengkel kami semalaman, tidak jauh dari tempat kami berbivak ternyata terdapat kandang sapi yang jumlahnya lumayan banyak dan tentunya lengkap dengan lalat sapi!! Ada permukiman liar yang mendiami kawasan TN. Baluran ini!! Kami sungguh kaget dengan keadaan ini, kami pun mendekat ke arah permukiman tersebut. Dari hasil bincang-bincang, ternyata mereka sudah mendiami wilayah ini sejak puluhan tahun yang lalu, dan ternak sapi adalah pekerjaan mereka. Kami pun melanjutkan pergerakan dengan terus diamati oleh para penduduk beserta sapi mereka. Medan pasir dan sesekali tebing berbatu harus kita lewati dengan cara memipirnya.
Makan siang pun kami lakukan di bawah teduhnya pohon sambil memandang ke pantai, kebutuhan air yang cukup sulit harus disiasati pemakaiannya. Sumber air di kawasan ini hanya berupa sumur-sumur tadah hujan. Setelah istirahat, kami melanjutkan perjalanan dengan medan lintasan yang sama. Karena di setiap sisi lintasan masih berupa pohon bakau maka kami memutuskan untuk berbivak agak menjorok ke dalam. Seperti biasa kegiatan sore hari kami lakukan. Setelah selesai bersantap, kami pun melakukan briefing untuk pergerakan keesokan harinya. Tak terasa malam pun semakin larut, satu persatu anggota tim mulai bersiap-siap untuk tidur. Akhirnya tubuh-tubuh lelah dibalut oleh sarung memasuki peraduan malam.
Dari hasil briefing semalam, pantai Bama adalah target pada hari ke empat operasi ini. Berdasarkan analisis peta, jarak pantai Bama tidaklah terlalu jauh. Medan yang dilalui hampir sama dengan hari sebelumnya. Langkah-langkah kaki diayunkan dengan cepat, berharap sebelum waktu istirahat siang sudah tiba di pantai Bama. Pergerakan terhenti di satu sajian pantai yang sangat indah, pantai Balanan. Suguhan alam yang menakjubkan ini membuat satu persatu personil mencari tempat untuk istirahat hanya sekedar menikmati keindahan pantai Balanan. Pasir putih dengan paduan pantai yang berwarna biru muda dan terdapat karang-karang kecil di dalamnya benar-benar menakjubkan. Akhirnya, target jua yang mengharuskan tim bergerak kembali, meninggalkan lukisan alam yang begitu indah itu.
Pergerakan belumlah terlalu lama dari pantai Balanan, kami pun tiba di pantai Bama. Daerah yang merupakan pantai wisata ini terdapat pos penjagaan yang dihuni oleh penjaga TN. Baluran. Mengingat jam operasi masih menyisakan waktu lama, kami memutuskan untuk mengirim satu personil menuju Bekol yaitu daerah dataran tinggi tempat pemantauan kawasan di arah Barat pantai Bama. Satwa liar seperti merak dan kera banyak ditemui di Bekol. Sementara personil yang lain berbincang-bincang dengan petugas di pantai Bama, dari hasil bincang-bincang itu kami pun diajak memancing ke laut untuk santap makan malam nanti. Kerang hijau dan cumi-cumi kami dapatkan. Wah seafood service nih malam ini pikir kami. Menjelang sore satu personil dari Bekol bergabung kembali di pantai Bama. Di sebuah pos, kami pun menyantap hidangan makan malam yang sungguh nikmat. Kebaikan para penjaga pos pantai Bama ini semakin jadi saja, kita pun disuruh tidur di dalam pos. Malam yang indah, ditemani deburan ombak, kami pun larut dalam perbincangan ringan dengan para petugas di serambi pos. Malam semakin larut, besok adalah hari terakhir operasi, segera saja setiap personil undur diri untuk istirahat.
Kembali medan rawa harus kita lewati, akar-akar bakau cukup merepotkan pergerakan. Terkadang kaki harus tersangkut di akar tersebut, belum lagi carrier yang harus masuk diantara celah-celah akar. Akhirnya setelah bergulat di medan rawa, kami memutuskan untuk membuka akses lebih ke dalam, untunglah medan yang dihadapi lebih terbuka. Setelah melewati beberapa teluk, medan pasir yang panjang menjadi medan terakhir. Tampak sebuah permukiman jauh di ujung sana, kami duga adalah Desa Pandean (desa yang menjadi titik akhir perjalanan). Langkah pun dipercepat.
Waktu istirahat siang pun tiba, kami pun sepakat untuk tidak terburu-buru dan memulai untuk beristirahat. Sambil memandang pulau Bali kami nikmati hidangan makan siang itu dengan santai. Tak terasa waktu yang dihabiskan terlalu lama, segera saja masing-masing dari kami membereskan sisa-sisa makanan dan bergerak mantap menuju titik akhir! Titik akhir kami berupa sebuah muara sungai kecil, cukup sulit juga untuk menemukannya. Akhirnya dengan melakukan orientasi lebih teliti lagi dan dengan bantuan keterangan penduduk, kami dapat menemukan titik akhir penyusuran TN. Baluran. Segera setelah mengambil beberapa dokumentasi, tim bergerak menuju Desa Pandean yang tidak terlalu jauh dari titik akhir kami. Terlihat aktivitas nelayan Desa Pandean yang tak jauh berbeda dengan Desa Jangkar tempat kami mengawali perjalanan 5 hari yang lalu. Sebuah plang batas kawasan kami temui di tengah-tengah desa, ironis! Posisi batas kawasan itu telah banyak terdapat rumah penduduk yang masuk ke dalam kawasan. Akhirnya dengan menggunakan angkutan pedesaan, tim bergerak menuju kantor TN. Baluran sektor Pandean.
Kedatangan kami disambut oleh para petugas di kantor ini, setelah berbincang-bincang sesaat kami memutuskan untuk bermalam di kantor ini. Setelah mandi dan makan malam, tubuh-tubuh lelahpun langsung menuju peraduan malam. Selama lima hari menyusuri kawasan TN. Baluran ini banyak pengalaman-pengalaman yang kami temukan, dengan sajian alam yang sungguh menakjubkan dan setiap medan yang dilewati tidaklah mudah. Sungguh manusia selalu bergantung kepada alam, pemandangan ironis dengan keberadaan permukiman-permukiman di dalam kawasan adalah salah satu contohnya. Entahlah, semoga cerita-cerita kami terhadap petugas dapat menjadi masukan untuk mengambil sebuah kebijakan relokasi permukiman tersebut .
Foto : diambil dari Hujan Rimba
Sumber :
HUJAN RIMBA
TIKMD (Teknologi Informasi Masyarakat Desa)
TELECENTER PASIR PUTIH
Jalan Raya Pasir PutihKecamatan Bungatan
Telp. 0338-39102
Comment Form under post in blogger/blogspot